Rabu, 17 Agustus 2016

Jumpa (lagi) dengan Ria di sini

Hello Fellasssss.. 

Sungguh luar biasa, setelah sekian lama ini blog saya anggurin akhirnya "Dengan Mengucap Syukur".. saya bisa balik (lagi) kemari.

Kenapa sih bisa ga produktif nulis ((tutup muka maluuu))
Karena saya lebih milih Instagram buat nulis miniblog ala-ala ((alibi pisan hahaha))

Saya masih ga percaya bisa balik lagi nulis di sini.
Blog yang dibikin sekitar 2 tahun lalu ketika ikutan kelas Menulis dengan Hati by +Febrianti Almeera

Sumpah dulu itu bikin blog karena memang tugas dari sang Gurunda buat nulis, cem mana laah ikutan kelas menulis kagak dishare di blog. Wkwk

Eh udahan dulu nyepamnya.

Sepertinya sudah takdir saya buat kembali nulis produktif di mari, pasti penasaran kaan?? ((mudah2an deh ya pada penasaran wkwk)) dan yang paling penting semoga saya ISTIQOMAH nulis di sini hehehe..

Banyak kerikil hidup yang selama 2 tahun ini dilalui, ya semoga bisa sharing-sharing bermanfaat gitu. Pokoknya ga bisa cuma diungkapkan dengan kata-kata.

See you later on next post :)

Bandung, 18 Agustus 2016
RiaRahma

Rabu, 04 Maret 2015

Semua Pasti Pulang

Bandung, 5 Maret 2015

Kematian.
Setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Pagi yang dingin ini dikejutkan oleh berita duka. Ya, Kematian.
Kematian seorang ayah dari rekan kerja saya, usia ayahnya tak jauh dengan usia bapak saya. 57 tahun.

Berita ini membuat saya termenung cukup lama, seolah yang pergi adalah bapak saya sendiri. Entah belakangan ini saya selalu diperingatkan dengan KEMATIAN. Hal yang kadang membuat takut seorang manusia padahal pasti datangnya, namun entah bagaimana kita akan menyambutnya.

Kadang saya berpikir
"Mengapa tidak pernah merisaukan bagaimana kita akan pergi untuk selamanya dari dunia ini?? "
"Apakah saya sudah cukup banyak melukai hati manusia lain? Bagaimana memperbaikinya??"
"Sudah seberapa jauh baktimu pada orangtua?? "

Ah, ini membuat berat.

Pernah saya berbincang dengan seorang teman, dia berkata satu hal yang membuat saya tertegun.
[T = Teman, S = Saya ]

T : " Ri, tau kenapa alasan saya hijrah? "
S : " Belum mbak, kan belom cerita haha"
T : " Mamahku meninggal pas SMA."
S : " Lha terus? hubungannya apa mbak? "
T : " Jadi gini pas mamahku meninggal, aku betul-betul terpukul banget. Rasanya orang yang sayang sama aku ga ada lagi. "
S : " Terus?"
T : " Dari situ aku mulai rajin solat, ngaji dan ibadah padahal asalnya mah boro-boro. Aku jadi inget hadist itu loh yang bahas 3 amalan orang yang udah meninggal. "
S : " Iya, amal jariyah-doa anak sholeh sama ilmu yang bermanfaat"
T : " That's point!! Do'a anak sholeh. Kita emang sama sekali ga bisa menilai diri ini udah sholeh atau belum. Seengganya dengan deket sama Allah, aku lebih bisa menyampaikan rasa kangen ini sama mamah supaya bisa dipertemukan lagi di surga-Nya. Nah, gimana caranya? Ya kudu jadi anak soleh dulu dong. Disana aku berproses untuk jadi lebih baik lagi supaya Allah berkenan mendengar do'a aku"
S : " ........ (terdiam sambil berkaca-kaca) "


Aah, saya kehabisan kata-kata.
Benar apa yang disampaikan teman saya itu. Berproses menjadi lebih baik supaya Allah berkenan mendengar do'a kita.

RiaRahma



Sabtu, 28 Februari 2015

The right man on the right time


Bandung, 28 Feb ruari 2015

Galau?
Sering banget deh saya denger kata ini, bukan cuma sering tapi saya juga terkadang mengalaminya haha. Manusiawi kok.

Nah nah kalo galau soal jodoh gimana?
Buat manusia setengah dewasa seperti saya alias young adult, galau soal jodoh sadar ga sadar melanda ketenangan hati ini.
Ayo ngaku deh?!
Gimana enggak, saban bulan dapet undangan dari temen kuliah, SMA, SMP, SD, temen ngaji juga temen kantor.
Trus udah ada juga yang pada punya anak. Wah jauh banget kayaknya dengan sang diri yang masih bebas beradventure dengan tugas kerjaan dan mungkin sebagian orang ngerasa belum menjadi wanita seutuhnya.

Ya emang secara psikologis, seorang wanita akan 'matang' ketika sudah menikah dan memiliki anak.

Lantas dikau yang belum pada menikah gimana nih? (Sambil nunjuk bayangan di cermin haha)

Saya yakin sepenuhnya kalau jodoh, rezeki dan maut itu sudah Allah atur bahkan ketika kita masih di Lauful Mahfuz. Mungkin saya dan si dia sudah janjian ntr mau gimana. Haha mengkhayal.

Oke, tapi tau ga menikah itu bukan titik akhir sebuah kehidupan. Justru menikah adalah gerbang hidup yang sebenarnya. Gimana nggak dua kepala yang bedaaaaaaa banget harus hidup bersama sampai maut bahkan jika Allah ridha sampai jannah-Nya. Duh indah nian ya, tapi pasti dong ga gampang meraihnya kalau gampang pasti hadiahnya cuma sepasang mug cantik aja.

Sekarang nih ya daripada kamu mikir terus kapaaan sih ada yang bertamu, kapan sih ada lelaki yang berani menjabat tangan bapak itu datang. Mending juga perkaya diri dulu deh, perkaya dengan ilmu (mutlak loh) juga boleh lah perkaya materil.

Perkaya ilmu emangnya kita mau ngajar mbak? Eiiits.. saya tanya kamu menikah tujuannya buat apa?
Biar ga dicap jomblo? Biar punya pasangan dan bisa mesra2an? Biar ada yang jamin hidup euh ini mah mendustakan kekuasaan Allah kalo ini.
Emang ga mau punya keturunan yang baik rupa, akhlak dan akal?

Nah ini, ga gampang. Kudu ada usahanya. Ikhtiar. Belajar dulu gih ilmu parenting, ilmu kesehatan, ilmu gizi, ilmu keuangan dan masiiih banyak lagi. Eh ilmu agama paling penting.
Belajarnya? Banyak media kok, bisa baca buku, ikut seminar dan juga banyak share tuh sama orangtua. Ga usah malu, selow aja orangtua juga ngerti kok hihi

Ih kayak sekolah ya?
yaaa gimana lagi, katanya pengen punya anak yang berkualitas nomor wahid. Ya harus dijadikan nomor wahid dulu dong si calon ibunya dan bapaknya (semoga si calon bapak baca juga haha)

Saya pribadi belum menikah, tapi saya bertekad menikah adalah bentuk perpanjangan menebar kebaikan bagi diri ini.

Untuk saya menikah bukan cuma menggugurkan imej si jones single apalah itu, lebih parah jika menikah hanya karena tuntutan orang-orang dekat saja. Ini hidupmu, bukan hidup orang lain.

Karena ini hidupmu maka dahsyatkanlah.

Jadi, tak perlu risau berkhayal kapan sang pria bermobil ferarri itu datang. Tapi fokuslah hebatkan dirimu,maksimalkan ibadahmu, tingkatkanlah baktimu pada orangtua. Selanjutnya serahkan semua pada Allah, buatlah Ia ridho.

Insyaa Allah akan datang saatnya si dia bertamu ke rumahmu pada waktu yang tepat. Yeay, the right man on the right time.


RiaRahma

Kamis, 26 Februari 2015

Reborn Sang Muslimah Teknik

Nikmatilaah kejutanku..
Nikmatilaah kejutanku..
Inilah aku yang BARU :)

(Tiga kalimat di atas lirik lagu Tulus-Baru looh)

Akhirnya, setelah hampir 3 bulan vakum menulis dan ga produktif. Yeay!! akhirnya nulis lagi nih. Dan legaaaaaaa...
Maklum ga bisa menyesuaikan ritme sebagai wanita karier *eaa alasan*

Oia, tiga baris lagu Tulus (di atas) yang lagi happening banget saat ini bukan iseng loh saya masukin ke tulisan kali ini. Karena apa?

                                       

Alasannya adalah ...

Yap, tulisan saya yang kebelakang itu kan banyaknya membahas "sedikit" isi hati haha.
Nah, sekarang BEDA !! Saya mau menularkan pemikiran positif saya (narsis dikit boleh lah ya).
Entah berproses seperti apa, saya ingin menjadi penulis humanist. 

Apa itu?
Secara etimologi, humanist berarti sesuatu yang bersifat manusia. Maka menurut saya, penulis humanist itu adalah penulis yang mengangkat sisi pemikiran manusia, mau itu tentang sebuah gebrakan, perenungan ataupun yaa yang berhubungan sama manusialah pokoknya. Duh maksa pisan ya! haha

Kenapa sih pengen ganti haluan begini?
Kalau ditanya kenapa, saya jawabnya simple kok. Menulis sarana lain buat saya untuk menuangkan isi kepala. Ya seminimalnya kalau saya ga bisa berbuat banyak dengan tindakan yang membakar semangat, ya tulisan saya bisa mungkin ikut memberikan sumbangsih di perbaikan zaman ini. Aamiin. Mudah-mudahan.

Insyaa Allah gaya menulis saya akan tetap sama, karena saya ingin tulisan yang dibuat asalnya datang dari hati. Bernyawa kalau bahasa kerennya. Tulisan dari hati saya ya begini dan gaya bahasa yang saya pakai cenderung EYD haha karena saya ga mau ngerusak tata bahasa Indonesia. Ciyee hehe.


Inilah awal gerbang reborn -nya sang Muslimah Teknik, semoga ada manfaatnya ya.


RiaRahma


Senin, 03 November 2014

Gemilang

Bandung, 4 November 2014

Setiap orang memiliki kelebihan yang berbeda-beda, bahkan pasangan kembarpun demikian. 
Betapa istimewanya Allah ciptakan manusia. 

Hari ini, saya dikejutkan dengan berita suka cita seorang sahabat saya di SMA, sahabat bergila-gila di kelas Aksel. Berita gembira mengenai peraihan medali emas di ajang Internasional yang dilaksanakan di Universitas MIT, Boston. 

Wow.. 
Bangga campur haru saya mendengarnya, mengapa tidak keringat perjuangan dia selama satu tahun menyelesaikan research (yang saya lupa tentang apa haha). Akhirnya berbuah manis dan harum. 
Saya sang visualis langsung membayangkan suasana riuh nan membanggakan.


Jujur, saya iri.
Bolehkan iri dalam kebaikan?
Di kala orang lain menorehkan banyak prestasi di bidangnya, rasanya diri ini sangat minim prestasi dan ingin melejitkan potensi. Bukankah ini baik? Berlomba-lomba dalam kebaikan serta memberikan kebermanfaatan bagi orang lain.

Saya, kamu, kalian.
Kita tercipta dari darah yang sama, berasal dari Nabi Adam. 
Tapi Maha Agung Allah menciptakan kita dengan potensi yang berbeda-beda. 

Bukankah akan menyenangkan jika kita saling memacu semangat untuk melejitkan potensi yang masih terpendam di dalam sana. Jangan sampai kita lupa bagaimana memaksimalkan tools yang telah Ia berikan.

Kita yang berbeda ini pasti telah Allah titipkan suatu rahasia yang indah.
Jangan lelah untuk menggali potensi terbaikmu.

Sahabatku, Trieka, lagi-lagi kita harus bersaing menumpahkan potensi tergila kita untuk mewarnai indahnya kehidupan kini dan nanti.

RiaRahma

Selasa, 28 Oktober 2014

Contact

Jika teman-teman tertarik untuk berdiskusi atau ingin berbagi ilmu dengan saya apapun itu, bisa mengirimkan email ke rahmawatiria[dot]91[at]gmail[dot]com .
 In syaa Allah akan saya jawab :)

Selain blog, saya juga punya Instagram yang memuat beberapa tulisan singkat dan saya sebut Instablog :) 
Instagram : ria_aileen 

Thank you :)

About

ABOUT THIS BLOG

Blog ini dibuat pada September 2014. Awal mula saya menulis di blog karena saya ikut kelas "Menulis dengan Hati" Teh Pewski. Homefun yang menuntut saya menuangkan isi kepala dan hati akhirnya ditelurkan dalam blog ini. Jadi maaf kalau teman-teman ada yang tidak berkenan dengan isi blog saya :)

Bukan hanya blog ini, saya juga menuliskan beberapa pemikiran dalam Instagram dan saya sebut Instablog karena dalam postingnya disisipkan caption yang menurut saya mewakili apa yang terdapat dalam gambar.



ABOUT THE AUTHOR

Saya bukanlah seorang penulis handal, namun hanya seorang yang berusaha menuangkan sedikit pemikiran dalam sebuah tulisan. 

Saya seorang koleris-melankolis yang introvert-extrovert oriented. Alumni Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung 2009. Dan sekarang mendalami dunia safety MIGAS sejak akhir 2013. Inilah mengapa saya membuat tagline Muslimah Teknik :)

Saya juga seorang founder dan owner "Aileen-Muslimah Dress", salah satu local brand Muslim di Indonesia.


With love,
RiaRahma