Kamis, 18 September 2014

Hanyalah Manusia Biasa

Kamis, 18 September 2014

Tulisan ini bener-bener late post. Saya menulisnya jam 23.00

Harap dimaklum seharian wara-wiri banget dan udah beberapa hari terakhir pulang jam 20.00 melulu. Otomatis sampe rumah jam 21.00. Gayamu bak wanita karier sadjah mbak haha. Itulah kenapa saya ga mau mengembara ke Jkt, sungguh ga kebayang stress dan riweuhnya kayak gimana? ckckck

Oia, semenjak saya ikutan MDH rasanya nyandu banget nulis. Walaupun tulisan saya jauh dari bagus, lebih tepatnya 'keranjang sampah'.Maaf-maaf aja para pembaca jadi stress, asli saya ga berniat tulisan ini jadi konsumsi publik. hihi
Kadang di siang hari saya mengalami sesuatu yang ga biasa, rasanya pengen nulis. Sekarang apa-apa yang ga enak ataupun enak rasanya pengen ditulis aja.. Jadi kebutuhan gitu , ikutan teh Pewski hihi

Ini yang ngena banget di hari Kamis.
Ketika pagi hari sebelum pergi kerja, adik saya rewel banget ga mau anter. Alasannya ga punya bensin karena saya ga pernah kasih uang ke ade saya. Sama sekali ga nyautin aduan ade ke mamah. Saya mikir 'loh kok ngaleuleungit' (dalam bahasa Indonesia artinya mengaku tidak punya atau tidak pernah diberi.)
Saya sempet bete sama ade saya, padahal saya ga sepelit itu. Kalo saya punya ya saya beri.

Dipikir-pikir kita hanya memberi barang sedikit lalu si penerima tidak mengucapkan terima kasih dan mengakuinya. Dijamin 100% sebel plus bete.  Sedangkan Allah,sang Maha Pemberi tidak pernah mengukur-ukur apa yang Dia berikan pada makhluknya. Bahkan makhluk yang tidak beriman pada-Nya tetap Dia beri nikmat.

Ya Allah, Rabb Maha Pemberi nikmat..
Sungguh hamba hanyalah manusia yang tiada berarti, semua yang telah digariskan dalam hidup hamba. Baik yang sudah terjadi ataupun masih dalam Rahasia-Mu. Hamba bersyukur atas segala yang Engkau berikan.

RiaRahma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar