Bandung, 7 September 2014
Siapa
diriku?
Mungkin agak sedikit berlebihan ya judul tulisan
ini.. Maklum saya sang Melankolis, jadi jangan aneh kalo seneng banget
membumbui sesuatu supaya hiperbolik. hahaha
Tulisan ini saya tulis sebagai "Golden
Ticket" masuk kelas #MDH3 di minggu depan dan menjadi tulisan lepas saya
setelah bertahun-tahun tidak menulis. Jadi alangkah lebih baiknya saya menulis
tentang "SIAPA DIRIKU?"
Kenalkan nama saya Ria Rahmawati. Saya seorang
gadis keturunan Sunda-Jawa yang sudah berdomisili di Bandung sejak saya lahir
sampai sekarang berusia 23 tahun. Tapi entah kenapa sudah bertahun-tahun di
Bandung tetep aja betah, rasanya ga mau pindah. Beda cerita sih kalo nanti saya
pindah ikut suami, someday In Syaa Allah :)
Duh bingung mau lanjut nulis apa.. banyak banget
ganjalan yang ada di hati saya yang ingin diungkapkan. Menceritakan diri
sendiri berarti saya harus membuka lembaran kenangan yang begitu indah dan
sedih. *nulis sambil berkaca-kaca*.
Oke saya mulai dari karakter saya dulu aja ya.
Saya ini seorang Korelis- Melankolis. Sang
perfeksionis yang idealis. Duh ribet ya kayaknya. Saya selalu memasang target
tinggi dalam menjalankan sesuatu. Menulis tulisan ini pun dalam ekspektasi saya
harus bla bla bla.. Tapi ya bagaimana lagi ini mah udah ti kodratna kalau orang
Sunda bilang. Karena karakter KM (Korelis-Melankolis) ini saya sangat amat
rentan stress. Pernah sekali saya mengalami depresi ketika saya masih SMA, saya
mengambil kelas Akselerasi. wuzzz semua begitu singkat di masa SMA. Saya
berambisi untuk dapat beasiswa Monbugakusho di Jepang, tapi
apa daya segala usaha sia-sia belaka. Saya gagal masuk karena persyaratan
administrasi yang tidak menerima siswa di bawah usia 17 tahun (saya lulus SMA
masih 16 tahun lebih beberapa bulan). Di kala itu, saya enteng aja dan
berpikiran "Ya udah lah yaa". Padahal saat itu tawaran ikut PMDK dari
guru dan pembimbing Aksel saya berdatangan karena lumayan bagus nilai saya
walaupun saya asa kegugusur di satu kelas-kan dengan anak kelas 12. Mental sih
sebenernya mah.
Tawaran dan wejangan dari guru-guru saya tolak.
Saya bersilat lidah untuk menolaknya karena saya ga mau ikut PMDK, dari sananya
sih kepedean bakalan masuk ke sekolah favorit. ckck. Saya keukeuh pengen masuk
Teknik Geologi atau ga Perminyakan. Ga tau kenapa pengen aja, saya membayangkan
nanti akan banyak bertualang ke tempat baru yang bener-bener asing dari
peradaban. Jadi manusia leuweung. haha. Dan saya berkeinginan kerja di
perusahaan Multi Nasional yang salary-nya nyampe kepala 3. Rada mata duitan
juga waktu itu.
Selain menolak ikutan PMDK, saya juga menolak
ikut USM - SIMAK dll alasannya sih emang tdk cukup uang. Saya ga tega untuk
minta sama ortu, padahal ortu saya ga keberatan sama sekali. Cuma ya selain itu
juga saya pede abis akan diterima di Universitas pilihan saya. Singkat cerita
masuklah masa SNMPTN. Saya jatuhkan pilihan ke FITB ITB dan Teknik Geologi
UNPAD. Orang-orang teriak dan menyuruh saya mengganti pilihan tersebut karena
dinilai terlalu tinggi gradenya. Tapi saya abaikan juga. Karena saya terlalu
yakin akan masuk ke salah satu pilihan itu.
Akhirnya tiba masa pengumuman, dan hasilnya saya TIDAK
DITERIMA. Saya syok dan langsung nangis sejadi-jadinya. Nangis selama
dua hari. Asli ga berhenti itu mah. Rasanya sakit banget ga diterima. Ortu
mencoba menenangkanpun tidak berhasil. Rasanya saya berada di titik kegagalan
dalam hidup saya. Merasa menjadi orang paling sial sedunia. Saya lupa bahwa
Allah telah merencanakan hal indah untuk saya.
Di tahun 2009, kembali saya mencoba SNMPTN. Hasilnya
sama. NIHIL.
Saya sudah tidak seambisius dulu, yakin dan
mungkin sombong. Akhirnya saya daftarkan diri saya ke POLBAN, pilih jurusannya
pun asal aja. Walaupun asal pilih, saya antusias banget. Ga tau kenapa, saya
selalu antusias terhadap segala hal, selalu ingin mengekspresikan sesuatu
dengan hal yang baik.
SKIP SKIP SKIP. Saya keterima di Teknik Kimia D4
POLBAN. Mulai berkuliah dengan penampilan haha hihi, sok asik gitulah, heboh
kalau kata temen-temen saya. Oia bahas kpribadian dulu ya, saya sebenernya
orang Introvert. Kadang merasa tidak nyaman dengan keramaian. Tapi saya ga
terima juga kalo pendiem atau pemalu itu Introvert. Karena sebagian orang
Introvert yang saya temui mereka berani show-off dan tampil beda.
Perjalanan kuliah saya dibumbui masa-masa indah,
saya sama sekali tidak merasakan indahnya masa SMA karena waktu yang terlalu
singkat dan hanya BELAJAR. Melelahkan. Di masa kuliah ini saya seneng banget
tampil di depan forum, ikut kongres sana sini, aktif ke universitas A - B. Unforgottable
moment banget. Kadang rindu masa-masa itu.
Mengenal Allah. Saya mengenal-Nya ketika saya
ikut kongres FSLDK di UGM tahun 2011. Bodor ya, anak LDK tapi mengenal Allah
dan ngenai di hatinya telat banget, ngerasanya sih dulu cuma ikut-ikutan temen
sekelas aja dan setiap saya menanyakan "KENAPA?" pada yang lebih
ngerti jawabannya tidak memuaskan.
Di Kongres FSLDK se Indonesia ini, saya
diperkenalkan dengan teman-teman Peduli Palestine, disana lah saya memahami
dengan baik. Dan akhirnya Insyaf.. meluruskan niat dan tidak ikut-ikutan
menampakkan apa yang dilihat manusia. Dulu ketika saya ikut FSLDK itu, saya
masih berhijab ala Dian Pelangi dkk, kocak memang beda sendiri di antara
ratusan bahkan ribuan Akhwat berhijab panjang sampai menyentuh lantai.
Alhamdulillah kini saya lebih nyaman dengan balutan pakaian taqwa yang
senantiasa saya gunakan kemanapun, kapanpun dalam kondisi bagaimanapun.
Singkat kata, saya LULUS. 23 September 2013.
Kegalauan mulai muncul, yaitu KERJA. Saya sempet
galau total pada masa setelah euforia wisuda. Saya memutuskan untuk tidak
bekerja. Di tahun 2013 saya sudah merintis pakaian gamis, sebulan sebelum Alila
booming. Tapi saya kalah saing da saya mah atuh apa haha. oke skip. Saya
berkeinginan untuk berwirausaha bersama partner saya yang juga teman sekelas.
Tapi saya tidak berani mengungkapkan hal ini pada ortu, terlalu anti mainstream
pastinya dan pasti ditolak mentah-mentah. Kebetulan juga di saat yang sama
DIKTI merilis Beasiswa DIKTI.
Ya Allah.. Beasiswa lagi!!! S2 pula! Ke
luar negeri, full !! Saya harus ikut. FIX
Saya utarakan masalah ini pada Bapak dan Mamah.
Mamah mendukung saya 100%, tapi Bapak sama sekali menolak. Alasannya karena
harus di luar negeri dan saya masih sendiri. Saya kecewa akan hal ini. pengen
nangis rasanya,padahal ini sudah cita-cita saya sedari dulu eh ambisi saya.
Mamah menyarankan untuk beristikharah. Dan Allah kuatkan pilihan saya untuk
bekerja. Bismillah...Saya mantap akan keputusan-Mu ya Rabb karena saya tahu ada
hal indah di balik petunjuk-Mu.
Memutuskan untuk bekerja berarti saya harus
menjadi job seeker tapi harus dapet di Bandung. Maksa banget ya ckck. Akhirnya
saya rajin banget berkunjung ke milis, web kampus, Job fair. euuh tapi hasilnya
NIHIL. Suatu hari, dosen saya memberitahu loker di sebuah perusahaan kontraktor
migas. Saya ga minat sama sekali, tapi dasar saya orangnya selalu ngomong apa
aja, sampe hal kecilpun ke Mamah, akhirnya disuruhlah saya untuk memasukkan
lamaran ke kontraktor tsb. Dan diterima !! Alhamdulillah senangnya minta ampun
dan bidangnya yang dulu saya impi-impikan. Dunia MIGAS. Duh Allah, rencana-Mu
begitu indah. Walau dengan cara yang berbeda-beda, unik nan menantang, Engkau
berikan jalan. Dulu saya yang sempet nangis stress karena ga keterima di FITB
dan malah nyasar ke TEKIM. Tapi berujung di muara yang sama.
Dan indahnya lagi, di tempat saya belajar
mempertanggungjawabkan ilmu saya ini.. Saya menemukan banyaaaak sekali hal yang
membuat saya semakin cinta pada-Nya. Dipertemukan dengan kawan-kawan yang baik
(ke saya aja sih baiknya hehe) dan menginspirasi.
Dari sinilah saya yakin.. Bahwa Allah
mempertemukan entah sesuatu atau seseorang dalam kehidupan kita bukan karena
tanpa skenarioNya. tapi Dia ingin kita belajar memaknai hidup. Karena hidup
kita terlalu singkat untuk kita sia-siakan.
Terimakasih juga ya Allah sudah pertemukan aku
dalam sebuah kelas Menulis Dengan Hati, yang membuat diriku semakin
bersyukur akan rahmat yang Engkau beri.
Mana nikmat Tuhan manakah yang engkau
dustakan?
RiaRahma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar