Bandung, 8 Oktober 2014
Menikah.
3 suku kata yang tak henti menjadi topik pembicaraan. Entah itu di rumah,di kantor atau dimana saja. Seakan telinga saya sudah bisa mendeteksi kata 'menikah'
Tak bosan-bosan orang membicarakan topik ini padahal masih ada topik menarik lain yang bisa kita diskusikan. Bisnis mungkin. Kan keren juga tuh.
Di usia saya yang menginjak 23 tahun, tentu menikah sangat familiar. Terlebih saya berada di lingkungan kantor yang isinya orang-orang dewasa dan mereka mendukung yang namanya menikah. Maklum senior-senior saya banyak juga yang belum menikah. Belum Allah pertemukan.
Tak sengaja, sore tadi saya dipertemukan dengan Pak YK. Beliau heboh dan ramai sekali orangnya, tipe sanguinis. Beliau selalu memberi nasihat dalam guyonan-guyonannya. Saya sih sebagai junior, ya senang saja bertukar pikiran dengan orang tua, 'mencuri' kebijaksanaan dr mereka untuk kehidupan.
Tema pembicaraan pak YK kali ini adalah penugasan seorang perempuan ke field. Sebenarnya ga ada yang salah ketika seorang perempuan didinaskan ke lapangan, di tengah hutan bersama mesin-mesin pengeboran. Keren.
Tapi yang beliau soroti adalah kehadiran perempuan di tengah 'keringnya' lapangan.
Dan saya mengalami itu. Bak seorang ratu. Haha. Menjadi perempuan satu-satunya di tengah ratusan lelaki. Tenang. In syaa Allah aman.
Saya masih tetap pakai jilbab panjang dan mereka hormati saya.
Oke lanjut, disini dibahas mengenai poligami. Wuih..
tema yang selalu kontroversial. Kenapa tiba-tiba bahas poligami? Jadi salah satu senior saya menikah dengan bos di field dan menjadi second wife. Nikah resmi kok.
Saya tak bisa menyalahkan atau membela. Masing-masing orang punya penilaian atas keputusan yang diambilnya.
Yang selalu disoroti adalah 'dengan cara yang tepat' dan 'tak menyakiti siapapun'. Sulit memang. Saya sendiri tak mau menjadi second opinion atau di-second opinion kan. Saya ingin menjadi one and only.
Tapi dengan perbandingan 1:7 tak ada yang tak mungkin seorang wanita dinomor duakan.
Lantad bagaimana?
Kembali lagi ke diri sendiri, jalanmu adalah tanggung jawabmu. Tapi jalan yang kau pilih tak menyakiti siapapun.
Itu poin yang saya dapat.
RiaRahma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar